BLOGGER TEMPLATES AND TWITTER BACKGROUNDS

Kamis, 10 Juni 2010

tentang hollywood

20th Century Fox, kependekan dari Twentieth Century Fox Film Corporation, adalah salah satu studio film utama, terletak di Century City, California, Amerika Serikat, persis di barat Beverly Hills. Studio ini merupakan anak perusahaan News Corporation, konglomerat media yang dikuasai oleh Rupert Murdoch.
Perusahaan ini merupakan hasil dari penggabungan dua perusahaan, Fox Film Corporation didirikan oleh William Fox pada 1914, dan Twentieth Century Pictures, dimulai pada 1933 oleh Darryl F. Zanuck, Joseph Schenck, Raymond Griffith dan William Goetz.
Telah banyak film- film terkenal yang di hasilkan film ini dari tahun 1920 sampai dengan sekarang. Diantaranya yang terkenal adalah , Die Hard, Home Alone, Predator, Romeo And Juliet, Titanic, Avatar dll. Dan di studio inilah semua film2 tersebut bisa sampai ditonton oleh agan2, cekidot :


Department Kostum

Spoiler for :




Quote:
Departement Kostum di fox studio telah menawarkan koleksi terbaik di LA dimulai dari desain tahun 1900 (film Titanic), 1960, 1970, dan berkembang seterusnya diantaranya meliputi :
* Contemporary Clothing and Accessories
* Period Collection (early 1900's, 1960's and 1970's)
* Offices for Costumers and Designers
* Prep Cages
* Jewelry Room
* Men's and Ladies' Alterations and Made-to-Order
* Fitting Rooms
* Wash and Dye Facilities
* Walkabouts
* Specialty Items

Departmen Lighting
Spoiler for :





Quote:
Ketika anda menengok ke departement Lighting, anda akan menemui perpaduan antar peralatan modern dan tenaga ahli yang super profesional di Fox's Set Lighting Department, diantaranya anda akan menemukan ini :
* Bagian perlengkapan dan persediaan oleh semua produsen besar (Mole Richardson, KinoFlo, Cinemills, Arriman, Strand, dll)
* Power Distribusi Devices (Lokal dan NEC compliant)
* peralatan terbaik dalam bisinis lighting
Film Location
Spoiler for :






Quote:
Ini sebagian dari contoh set New York oleh bagian Art Directornya, sebenarnya lokasi ini bukan di New York, melainkan di daerah lain yang diset sedemikian rupa hingga seperti New York.
Stage 16 (Water Studio)
Spoiler for :



Quote:
Studio ini di khususkan apabila ada adegan yang mengambil set di air,dan tank ini mampu menampung hingga 500.000 galon air dengan ukuran (116x48x12) ,kek nya film Titanic juga sebagian ada yang diambil scene nya dari sini, .
Studio Audio Mixing
Spoiler for :







Quote:
Department Audio bertugas untuk, mixing, editing dan restorasi film dan televisi pemrograman untuk Home Theatre.
Tim dari FOX memberikan kualitas tertinggi dalam mixing dan mastering audio untuk SD dan format HD DVD dan Blu-Ray.
Dirancang dengan fleksibilitas untuk beradaptasi dengan alam yang berkembang pesat pembuatan film, fitur dubbing 3 tahap , 14 kamar pengeditan dan 3 bay direksi memungkinkan transfer audio yang canggih, gambar dan suara editor untuk bekerja sama pada potongan yang sama, jika diinginkan, dengan akses hampir instan untuk setiap frame.

Tempat ini benar-benar fasilitas digital state-of-the-art dengan digital Nexus Sistem Routing canggih . Studio ini memakai sampling rate 44,1kHz – 96kHz, dan mampu menjangkau frekuensi hingga tingkatan 48kHz (wow, mengingat pendengaran manusia kan antar 20Hz sampai 20kHz.
Fiturnya antara lain :
* 3 Fitur Dubbing Teater (dipimpin oleh: Howard Hawks, John Ford dan Robert Wise)
* Setiap teater dilengkapi dengan Neve Digital Film Konsol (DFC)
* Ruang Konferensi
* Maximum Comfort Producer's Booths
* Kitchen/Cafe Facility
Film – film yang digarap disini diantaranya :

Studio Scoring

Spoiler for :



Quote:
studio scoring film untuk membuat karya score film, dengan akustik ruangan yang kompatible apabila membutuhkan orang banyak dan ditunjang dengan Mixer Stem Maker 96 Channel.
Studio Screening
Spoiler for :





Quote:
Sebelum film dilepas ke pasaran, para crew yang berjumlah 30 orang nonton bareng dulu guna meng evaluasi film sebelum di tonton orang banyak. Baru setelah film dianggap layak maka setelah itu film baru di publikasikan ke khalayak ramai.




sumber :http://www.kaskus.us/showthread.php?t=4307567

Jumat, 04 Juni 2010

indonesi di mata film dunia

http://4.bp.blogspot.com/_d3HM9U__XQ8/TAfHmNAmggI/AAAAAAAAAYs/-uVMlOEcy_g/s320/movie.jpg

Anda penasaran dengan image Indonesia di mata film dunia? Ini ada beberapa info unik seputar “image” Indonesia dalam pandangan industri film dunia, khususnya Hollywood, dan beberapa film luar lainnya yang pernah nyebutin Indonesia.

ALIAS (Season 1, Season 4/5, Serial TV)
Pernah salah satu episodenya (21) bersetting di Bali, di tengah kota Denpasar. Yang paling mirip sama Bali cuma pura sama cewe yang bawa buah di kepala. Ceritanya Sidney (Jen Garner)lagi nyamar jadi orang bali (jadi laskar) trus ketemu shark yang sedang cari parfum! Trus di season 4 ato 5 gitu juga disebut ada Jakarta Project. Trus episode lain ada juga ceritanya kedutaan Indonesia dibom, di sini diceritain Indonesia punya senjata kimia berbahaya.

ANACONDA 2: THE HUNT FOR THE BLOOD ORCHID (2004)

Sekuel Anaconda ini bercerita tentang sekelompok ilmuwan yang melakukan ekspedisi untuk mencari anggrek berdarah yang langka yang dipercaya bisa membuat awet muda. Anggrek tersebut berada di suatu lokasi yang sangat terpencil yang dipenuhi oleh sejumlah flora dan fauna yang aneh-aneh, dan tentu saja si Anacondanya sendiri yang jumlah dan ukurannya sangat tidak biasa. Kalau hanya itu saja, orang mungkin akan menyangka bahwa setting lokasinya berada di pedalaman Afrika atau lembah Amazon yang memang terkenal tak tersentuh oleh manusia. Tapi, ya ternyata disebutkan bahwa ujung dunia tersebut adalah Borneo (Kalimantan) , tapi konyolnya kondisi flora dan faunanya malah menggambarkan hutan amazon. Trus diceritakan menyusuri Sungai Mandranang dari Kota Baru (padahal gak ada sungai mandranang) trus Kota Baru tuh adanya di Pulau Laut Kalsel bukan di Kalimantan daratan. Trus ada lagunya Iwa K disana yang Nombok Donk.AROUND THE WORLD IN 80 DAYS (versi klasik, bukan versi Jacky Chan)
Disitu diceritain sebelum mereka berangkat, mereka milih negara mana yang dituju lewat brosur-brosur yang ada di travel agen. Salah satu brosur tentang Bali. Di film itu dibilang kalo Bali adalah pulau surga dengan perempuan berdada terbuka. Paling gak, ini sama kayak yang diceritain sama Adrian Vickers di bukunya, Bali; A Paradise Created tentang brosur wisata pertama tentang Bali yang dibikin sama agen travel Belanda tahun 1914. Nah, makanya brosur yang ada di film itu
masuk akal. mengingat filmnya juga klasik.

http://www.dailycollage.com/collages/anacondas/ana_03_thumb.jpg

AUTUMN IN NEW YORK
Ada adegan dalam film ini waktu ceweknya sakit parah dan mau meninggal, intinya Richard Gere bilang kalo dia masih pengen ngajakin ceweknya itu keliling dunia dan Bali di-sebut2.

BATS (1999)
Lagi-lagi Indonesia “dilibatkan” dalam sebuah eksperimen keblinger. Kelelawar-kelelawar yang dijadikan bahan percobaan oleh pemerintah dalam film ini berubah menjadi hewan yang beringas dan menyerang penduduk kota. Mau tahu dari mana asal kelelawar tersebut? Ya, Indonesia. Bahkan dua kelelawar yang jadi “bintang”dalam film ini diambil langsung dari negara kita.

BAYWATCH (Serial TV)
Dalam salah satu episodenya si Pamela Anderson bilang “I wanna holiday in Bali”.

BETTY LA FEA (Serial TV)
Dalam salah satu episodenya, si bosnya pernah nyuruh si Betty ke Indonesia.

BOSTON PUBLIC (Serial TV)
Ada adegan saat salah satu murid sekolah yang ternyata imigran gelap dari Indonesia namanya Sri, castingnya sih wajah oriental, termasuk sang ayah. Pas si guru datang ke rumah persembunyian mereka, buka pintunya pake sapaan “siapa itu?” hehehe….

BRAINDEAD (1992)
Ini adalah filmnya Peter Jackson sebelum terkenal. Braindead a.k.a Dead Alive sebuah horor komedi yang mengerikan dan menjijikan. Virusnya berasal dari kera Sumatra.

CHILDREN OF MEN
Ada berita Jakarta kolaps di tivi (seluruh dunia sih yg kolaps, trus Jakarta ikutan nongol deh).

COMMANDER IN CHIEF (Serial TV)(2006)
Film ini dalam salah satu episodenya menceritakan Presiden AS Geena Davis(pemeran Mackenzie Allen, presiden wanita AS pertama) membantu Presiden Indonesia untuk memerintahkan pasukan TNI melawan teroris yang bermukim di perbatasan Kalimantan-Serawak. Pertempuran terjadi di bawah pimpinan seorang Letjend TNI yg membawahi pasukan elit dari TNI (disebut “ranger”) dan juga elit AS untuk membantu menumpas teroris yang juga ngomporin melakukan gerakan separatis, dimana gerombolan ini mencoba menyeberang perbatasan di Kalimantan-Serawak. Terjadi perdebatan sengit di dewan senat AS dalam pengiriman pasukan elit ini, bahkan ditolak karena Senat beranggapan Presiden Indonesia mampu menyelesaikan masalah ini tanpa bantuan AS. Akan tetapi berbagai kepentingan seperti para scientist AS yang ikut disandra teroris menjadi agenda khusus pemerintah AS yg diam2 mengirim pasukan AS ini ke Indonesia dengan persetujuan presiden Indonesia. Selain itu, ada agen spionase wanita yg dikirim untuk membantu TNI dan grup pasukan elit AS memberikan info detail untuk menumpas teroris tersebut sangat fasih berbahasa Indonesia. Bahkan saat pertempuran sengit berlangsung banyak terjadi dialog bahasa Indonesia yang cukup kental disini

http://thumbnails.hulu.com/20/363/106019_512x288_generated__ubXNszEjP0mcUsN7oYzeMw.jpg

CSI (TV serial)
Film serial ini sempat menyinggung mengenai kopi yang khas Indonesia yaitu Kopi Luwak.

CSI: MIAMI
Waktu ada banyak mayat orang dirantai di dasar laut, Lt Cane diskusi sama temen sejawatnya, “Apa yg terjadi disini, Ini bukan cara perompak Indonesia maupun Mafia biasa..”..

DIE HARD I
Dalam film ini Takagi, si pengusaha yang punya Nakatomi Plaza, mau bikin usaha kilang minyak di Sumatra atau Jawa.

DEVIL’S ADVOCATE
Dalam film ini, Al Pacino sempet nyebut soal perdagangan senjata di Jakarta.

DUNSTON CHECK IN (1990-an)
Film komedi yang mengisahkan seorang anak kecil dan monyetnya yg cerdas tanpa sengaja berhasil menggagalkan perampokan permata di Hotel Hilton, dan sebagai imbalan mereka boleh berlibur gratis di Hilton Bali. Yang bikin aneh adalah meskipun suasananya adalah Bali, lengkap
dengan pantai dan pohon kelapa dan nuansa bali lainnya, tapi orang-orangnya semuanya memakai kimono dan berbahasa Jepang!

DYNASTY (Serial TV)(1980-an)
Di film seri TV jadul (di TVRI), ada Black Carrington dll. Ceritanya Linda Evans pergi ke Denpasar Bali. Lucunya gambar yang diambil gak ada Balinya, hanya gambar gedung hotel di Amerika sana yang katanya di Bali.

ELEKTRA
Gelangnya yang dia pakai berasal dari Indonesia.

FRIDAY THE 13TH
Di film ini ada adegan saat ditampilkan di gudangnya ada topeng leak Bali.

GILMORE GIRL season 4.
Nah di episode 3 sedikit diceritain tentang Indonesia dan makanan khasnya.

HAWAII FIVE O
Bolak-balik disebut Indonesia ato Jakarta ato Bali. Entah proses pesawat melewati daerah sana, penjahat melarikan diri ke sana, berlibur ke sana dll.

http://dixiedining.files.wordpress.com/2008/08/5-0.jpg

HEAVY METAL
Film action Hong Kong yang endingnya di Indonesia. Duel terakhir antara hero dan penjahatnya di puncak Gunung Bromo.(dan disebutin klo itu emang Gunung Bromo Indonesia)

HONEYMOON IN JAKARTA
Film Hong Kong jadul bgt tentang pasangan yang honeymoon di Jakarta. Syutingnya di Ancol tahun 90an gt, aneh banget. Trus, ada adegan pasangan penganten lari dari daerah Kota trus nyampe2 di Bandara Soekarno-Hatta. Di film ini sebagian crew2nya orang-orang Indonesia.

HOUSE (Serial TV)
Film seri di Starworld. Si dokter House lagi ngobatin anak yang sakit parah banget dibilang sama si dokter, kira-kira begini, “anak sakit parah begini tinggalnya pasti di Indonesia”.

I NOT STUPID (2002)
Film Singapore ini sutradaranya Jack Neo. Dalam fim ini pembokat keluarganya dari Indonesia, namanya Yati, pinter Bahasa Inggris.

IN THE GODS HAND
Film tentang selancar dari Hawai ke Bali. Waktu itu ada peselancar2 muda dari Amerika yang nyoba semua ombak yg ada di dunia. Saat itu di Lombok/Bali, ceritanya mereka ketangkep polisi Indonesia, trus polisinya disuap dengan cara “salaman dengan nempelin duit ke tangan polisi”. Lolos deh mereka.

INTO THE WILD (Cartoon)
Dalam film cartoon ini, seorang reporter mamalia, sering keliling dunia ngeliput satwa, salah satunya pernah ke Indonesia. Bahkan kera (si Darwin) yang ngikutin mereka didapet dari Borneo (Kalimantan) .

ITALIAN JOB
Dalam film ini digambarkan batangan emasnya bergambar the Bali dancers. Emas di italian job memang ceritanya berasal dari tambang emas di Indonesia. Mungkin di filmnya gak terlalu spesifik, tapi di trailernya, si narator menyebut kalo emas ini diambil dari tambang di Indonesia

JAKARTA
Film Korea ini ceritanya tentang pencurian uang di bank, terakir2nya perampoknya pada kabur ke Jakarta.

Sepertinya Indonesia itu tidak ada bagus-bagusnya di mata sineas Hollywood, kecuali yang menyangkut Bali. Entah kapan ada filmmaker yang tertarik mengupas betapa indahnya Candi borobudur atau Prambanan, indahnya wisata laut di bunaken atau yang standar aja deh, pulau idaman setiap wisatawan, Pulau Bali, dalam suatu rangkaian cerita film yang menarik. Sayangnya Filmmaker lokal saja cuma bisanya mengeksplorasi sisi “kekayaan alam” gaib Nusantara (hehehe). Anehnya, walau secara kualitas tidak terbayangkan, tapi mampu menjadi magnet bagi para penonton untuk memenuhi setiap bioskop. Mungkin karena mereka tidak berani nonton sendiri sehingga harus mengajak satu keluarga atau satu sekolah.




sumber :http://gendhu1989.blogspot.com/2010/06/indonesia-dalam-film-dunia.html

Selasa, 27 April 2010

hayao miyazaki


Bila kita mencoba untuk menoleh ke belakang demi melihat masa lalu, maka akan selalu ada memori masa kecil yang hidup dalam benak setiap orang dewasa. Dan setiap momen kanak-kanak yang bahagia, film animasi adalah bagian tak terpisahkan dalam membentuk imajinasi setiap anak. Ya, animasi adalah imajinasi, dan imajinasi adalah sebuah keajaiban. So, do you still believe in miracle?

Hayao Miyazaki dan Perjalanan Kariernya

Hayao Miyazaki dikenal sebagai sutradara animasi terbesar sepanjang sejarah perfilman Jepang, bahkan dunia. Selama 40 tahun berkarier di bidangnya, telah begitu banyak film animasi lahir lewat tangan emasnya yang kini telah menjadi klasik dan dikenang oleh begitu banyak orang. Lewat plot yang menghibur, karakter yang heroik dan memikat hati, hungga animasinya yang imajinatif dan menakjubkan selalu mejadi resep utama yang membuatnya diganjar banyak penghargaan baik di Jepang maupun dunia internasional. Tidak heran jika ia sering disebut sebagai “Walt Disney dari Jepang” meski ia secara pribadi membenci julukan tersebut.

Hayao Miyazaki lahir di Tokyo pada tanggal 5 Januari 1941. Setelah lulus dari Universitas Gakushuin dengan gelar di bidang ilmu politik dan ekonomi, ia memulai kariernya pada tahun 1963 sebagai animator pada Toei Douga studio dimana ia sempat terlibat dalam proses lahirnya beberapa film animasi klasik Jepang. Dari sini, ia mulai memperlihatkan bakat terpendamnya dengan kemampuan menggambar yang luar biasa dan ide-ide kreatif yang mengalir tanpa henti.

Bersama sahabatnya Isao Takahata (kelak ia melahirkan sejumlah karya klasik seperti Grave of the Fireflies, Pom Poko, dan Only Yesterday), Miyazaki kemudian pindah ke A Pro studio pada tahun 1971 sebelum akhirnya bergabung dengan Nippon Animation dua tahun kemudian.

Di tahun 1978, ia menyutradarai film animasi pertamanya yang bertajuk Conan, the Boy in Future (Mirai Shonen Cônan). Setahun kemudian, ia pindah lagi ke Tokyo Movie Shinsha untuk menyutradarai film pertamanya yang legendaris, Lupin III: Castle of Cagliostro (Rupan Sansei: Kariosutoro no shiro). Bisa dibilang ini adalah titik awal yang kemudian menelurkan karya-karya klasik Miyazaki berikutnya.

Di tahun 1984, Hayao Miyazaki merilis film yang diangkat dari manga (komik) karyanya sendiri berjudul Nausicaä and the Valley of the Wind (Kaze no tani no Naushika). Kesuksesan Nausicaä inilah yang menasbihkan berdirinya studio animasi baru bernama Studio Ghibli yang kemudian banyak melahirkan film-film animasi klasik Jepang.

Disini pulalah Miyazaki banyak melahirkan karyanya baik sebagai sutradara, produser maupun penulis naskah bersama koleganya Isao Takahata dan Toshio Suzuki. Hasil kerjasamanya dengan Studio Ghibli telah melahirkan film-film animasi yang hampir semuanya sukses secara kualitas maupun komersil (termasuk di dalamnya My Neighbor Totoro/Tonari no totoro yang dikenang sebagai anime paling menghibur sepanjang masa).

Bahkan pada tahun 1997, Princess Mononoke (Mononoke-hime) meraih predikat film terbaik di ajang “Academy Award-nya Jepang” dengan perolehan box office domestik terbesar sepanjang sejarah Jepang di masanya (sekitar US$ 150 juta). Mulai dari sini, penonton di seluruh dunia—termasuk Hollywood—mulai memperhatikan Miyazaki sebagai sutradara animasi yang patut diperhitungkan.

Tahun 2002 bisa dibilang adalah puncak kesuksesannya. Setelah absen lama sekitar tujuh tahun dan sempat dianggap pensiun, Miyazaki kemudian melahirkan karyanya yang paling fenomenal berjudul Sen to Chihiro no kamikakushi (Spirited Away). Walt Disney Pictures yang berkomitmen untuk memperkenalkan film-film bermutu ke penjuru dunia kemudian memberi jalan bagi Spirited Away untuk dirilis di Hollywood.

Secara mengagumkan, tidak kurang dari 20 penghargaan berkelas dunia berhasil diraih film ini termasuk menjadi film animasi terbaik di ajang Academy Award tahun 2003. Perolehan pendapatannya pun tidak main-main, Spirited Away meraih US$ 259.000.000 dari peredarannya di seluruh dunia dan menjadikannya film terlaris Jepang sepanjang masa. Wow!

Hayao Miyazaki adalah contoh sutradara animasi yang mampu bertahan di tengah derasnya kemajuan teknologi yang turut berdampak pada perubahan karakteristik film animasi masa kini. Di tengah tren film-film 3D berbasis teknologi CGI yang lebih modern, banyak penonton dan pembuat film yang kini mulai meninggalkan film animasi dua dimensi/2D karena dianggap sudah ketinggalan jaman.

Lain halnya dengan Miyazaki, ia justru tetap mempertahankan konsep animasi tradisional dalam setiap karyanya. Prinsipnya yang kuat mampu membuat mutu film keluarannya tetap terjaga dan tetap diminati orang. Yang terpenting baginya bukanlah terletak pada seberapa canggih atau akurat visualisasi yang dihadirkan, tetapi seberapa misterius imajinasi yang mampu ia hadirkan di mata penonton.”Kita sedang membuat misteri di sini, maka buatlah ia misterius.”

Film terbaru Miyazaki yaitu Howl’s Moving Castle (Hauru no ugoku shiro) yang diangkat dari novel karya Diana Wynne Jones. Dan seperti karyanya yang terdahulu, film inipun sukses besar dan berhasil masuk nominasi Oscar. Miyazaki berkomentar bahwa ini akan menjadi film terakhir yang ia buat. Namun seperti yang dulu-dulu ketika ia berniat untuk pensiun, kita semua pastinya berharap agar ia terus berkarya dan tetap menghasilkan karya-karya emas yang tidak akan lekang dimakan jaman. Madadayo, Miyazaki-san!

Hayao Miyazaki dan Ciri Khasnya

Setiap sutradara memiliki keunikan tersendiri serta ciri yang tidak bisa lepas dalam setiap film yang ia buat. Seperti Quentin Tarantino dengan alur flashback dan multi karakternya, atau Terrence Mallick dengan gaya mellow-nya, maka seorang Hayao Miyazaki pun punya karakteristik yang sering ia tampilkan dalam setiap filmnya. Kalau anda mengaku sebagai penggemar berat karya-karyanya, pastilah anda tahu hal-hal unik di bawah ini.

Kebanyakan filmnya mengangkat tema kisah tentang alam, ekologi, dan polusi yang ditimbulkan manusia (Contoh: Nausicaä, My Neighbor Totoro, Princess Mononoke, dan Sprited Away).

Kebanyakan tokoh protagonisnya adalah anak-anak yang memegang peranan penting dalam cerita. Dan sebagian besar dari protagonis utamanya adalah perempuan.

Sering membuat film dengan cerita yang mengangkat unsur penerbangan sebagai tema dan aksi karakter utamanya.

Banyak mengambil adegan dimana karakternya sedang terbang di angkasa.

Kebanyakan melibatkan dua karakter utama (laki-laki dan perempuan) dimana salah satunya memiliki unsur magis atau masa lalu yang tidak biasa (Castle in the Sky, Nausicaä, Kiki’s Delivery Service, Porco Rosso, Princess Mononoke, Spirited Away).

Seringkali melibatkan kisah dimana karakter utama memasuki dunia antah berantah yang tersembunyi dan terlarang untuk dimasuki (pulau terapung Laputa di Castle in the Sky, hutan keramat di Princess Mononoke, dunia arwah di Spirited Away).

Seringkali menghadirkan mesin yang memiliki susunan kompleks dan rumit yang dijalankan oleh karakter yang tidak lazim (ruang pemanas bak mandi dari Kamaji di Spirited Away, Kastil bergerak dari Calcifer di Howl’s Moving Castle, Kapal udara pembajak di Castle in the Sky).

Seringkali melibatkan adegan atau cuplikan sepanjang closing title yang memberi pandangan pada penonton untuk melihat apa yang terjadi pada karekternya setelah kisah dalam film berakhir.

Seringkali melibatkan adegan yang memperlihatkan kehidupan buruh atau kelas pekerja di suatu wilayah (Spirited Away, Princess Mononoke).

Tata musik seringkali ditangani oleh Jô Hisaishi.

Kebanyakan berseting di Jepang dengan topografi kota yang dipengaruhi kebudayaan Eropa.

Hayao Miyazaki dan Identitasnya

Penggemar berat Bugs Bunny, terutama film pendek Bugs Bunny yang disutradai oleh Chuck Jones.

Hanya mengijinkan tidak lebih dari 10% penggunaan teknologi komputer/CGI dalam pembuatan filmnya.

Sahabat baik dari sutradara terkenal Pixar, John Lasseter.

Karakter dalam filmnya seringkali dibuat berdasarkan orang yang ia kenal di kehidupan nyata. Sebagai contoh, karakter Chihiro dalam Spirited Away diilhami dari seorang anak dari sahabatnya.

Seorang Anglophile (cinta pada hal-hal berbau Inggris).

Lulusan Gakushuin University dengan gelar kesarjanaan di bidang ilmu politik dan ekonomi.

Ayah dari Goro Miyazaki.

Hayao Miyazaki Quotes : “Do everything by hand, even when using the computer.”

my neighbor totoro


My Neighbor Totoro (1988), mungkin salah satu film klasik Hayao Mizaki dan Studio Ghibli yang paling memberi dampak terapis bagi penontonnya. Begitu tenang , damai , menghibur dan menggiring penonton ke masa kanak-kanak yang akrab dengan dunia fantasi.

Dua gadis muda, Satsuki dan Mei, pindah ke suatu daerah bersama ayah mereka . Tak lama kemudian gadis-gadis kecil itu bertemu beberapa makhluk yang disebut agak aneh, yang di sebut Totoro. Bentuk fisiknya seperti kombinasi kelinci dan beruang. Tentu saja, makhluk aneh ini hanya dapat dilihat oleh anak-anak. Interaksi antara gadis kecil dan mahluk Totoro ini seperti taman bermain dan mainan baru. Bagaimana anak kecil mengidentifikasi sesuatu yang asing bahkan janggal dengan interpretasi mereka. Berbeda dengan orang dewasa yang penuh kecurigaan. Saya merasa digiring ke masa kanak-kanak dan tidak jauh sama sekali , seperti di halaman belakang rumah dimana saya lalu lalang setiap hari , dalam keseharian. Sinematografi, kualitas animasi, dan efek suara benar-benar meningkatkan suasana pedesaan dan membuatnya menjadi hidup.

Totoro menawarkan suatu hiburan kontemplatif ketimbang film dengan genre serupa yang menawarkan kepahlawanan kosong , dunia-dunia robot , ahli-ahli sihir dan hiburan lain yang membenamkan anak-anak kepada kedangkalan . Layu sebelum waktunya.Financial Times memberikan bobot tinggi pada film Totoro ini . Menilainya sebagai suatu yang original ketimbang Mickey Mouse .

Musik di garap oleh Joe Hisashi yang sudah berpengalaman mengisi lagu tema film. Terakhir saya mendengar karyanya dalam film fenomenal lainnya , Departure, yang belum lama ini di putar dalam Jiffest 2009.

Totoro membawa dampak perkembangan dunia animasi Jepang di masa berikutnya. Juga mengantar Hayao Mizaki ke taraf prestise dan mendunia dalam dunia film. Salah satu filmnya , Spirited Away , menyabet penghargaan Academy Award untuk The Best Animation. Karakter Totoro yang fenomenal ini akan menjadi lambang Studio Ghibli di masa berikutnya. Karakter Totoro juga muncul dalam Toy Story 3.

[ditulis oleh shinmen takezo]

howls moving castle



Juli 2, 2009

Howl’s Moving Castle menceritakan mengenai Sophie, seorang gadis muda yang bekerja di sebuah toko topi. Suatu hari, Sophie pergi ke kota untuk menemui seseorang -entahlah itu siapa, kalau tidak salah sih kakaknya-. Di tengah jalan ia digoda oleh beberapa orang prajurit cunihin, namun Sophie dapat terbebas dari grepe-grepe para prajurit cunihin atas bantuan Howl -penyihir muda yang baik, tampan, dan berbakat-. Howl pun mengantarkan Sophie ke sebuah bar tempat kakanya bekerja. Karena ia bersama Howl, maka dalam perjalanan ia dan Howl dihadang oleh pasukan bayangan yang aneh -yang belakangan diketahui bahwa mereka adalah anak buah dari Seorang Penyihir Wanita yang Jahat-.

Sophie yang sudah kembali ke toko topinya, terkejut karna kedatangan tamu di saat toko topinya sudah tutup. Ternyata eh ternyata, si tamu adalah Penyihir Jahat yang merupakan musuh dari Howl. Sophie pun terkena kutukan yang membuatnya berubah menjadi wanita tua yang renta. Sophie yang ketakutan menganggap dirinya sudah tidak bisa lagi tinggal di toko topi itu. Maka Sophie pun pergi.

Perjalanan Sophie dimulai. Ditengah jalan menuju gunung, ia betemu dengan orang-orangan sawah alias bebegig (scarecrow). Si bebegig yang merasa berhutang budi pada Sophie, membawa nenek yang tua renta tersebut ke Kastil Bergerak milik Howl. FYI, kastilnya itu bergerak dengan kaki. Bukan roda ataupun sayap seperti yang saya bayangkan sebelumnya. Di dalam kastil -yang menurut saya lebih mirip rumah- Sophie bertemu dengan Calciver yang merupakan “setan” api yang menggerakan kastil itu, serta Michael seorang penyihir kecil murid Howl. Sophie pun tinggal di kastil dan mengerjakan apapun yang bisa dia kerjakan, dari mulai memasak, bersih-bersih, belanja, dan mengatur semua kebutuhan rumah tangga. Karena ia tinggal bersama Howl, lama-kelamaan ia mulai jatuh cinta pada sang penyihir muda tersebut. Sophie pun terlibat dalam pertempuran antara Howl dan Mantan Gurunya, Madam Suliman.

Bagaimanakah petualangan Sophie selanjutnya? Bagaimana nasib cintanya dengan Howl? Nonton saja sendiri :p

Howl’s Moving Castle adalah salah satu maha karya Hayao Miyazaki bersama Studio Ghibli. Film-film Ghibli merupakan film anime yang cukup berkualitas baik itu dari segi cerita, kualitas gambar, dan soundtracknya. Saya pun sampai tergila-gila dengan sountrack film Howl’s Moving Castle. Overall, filmnya Sangat Bagus! Namun sayang, karena yang saya beli adalah DVD bajakan, maka ada beberapa chapter yang rusak dan tidak bisa saya tonton. Tapi hal tersebut tidak terlalu mengganggu keseluruhan cerita.

spirited away


Spirited Away atau Sen to Chihiro no Kamikakushi (千と千尋の神隠し) adalah sebuah film tahun 2001 yang disutradarai sutradara anime dan mangaka Jepang Hayao Miyazaki yang dibuat di Studio Ghibli.

Spirited Away dirilis di Jepang pada Juli 2001, menarik penonton sebanyak sekitar 23 juta dan meraup pendapatan sebesar 30 miliar yen, mengalahkan Titanic untuk menjadi film tersukses dalam sejarah Jepang. Film ini memenangkan penghargaan Oscar pada tahun 2002 dalam kategori Film Animasi Terbaik dan menjadi anime pertama yang meraih penghargaan dalam kategori tersebut. Film ini juga memenangkanGolden Bearpada Pesta Film Internasional Berlin 2002 (bersama Bloody Sunday).

Cihiro adalah gadis berusia sepuluh tahun yang pindah ke kota lain bersama orang tuanya. Dia tidak begitu senang dengan rencana kepindahan tersebut dan hanya mempertimbangkan bagaimana rencana tersebut mempengaruhi dirinya, mengeluh tentang semuanya termasuk sekolah barunya sampai buket bunga yang telah diberikannya kepada teman-temannya sebagai hadiah.

Ketika sedang mencari rute yang lebih dekat ke rumah baru mereka, Ayah Chihiro mengendara ke jalan kecil yang berakhir ke bangunan misterius. Orang tua Chihiro penasaran dan masuk melewatigerbang yang gelap dari bangunan tersebut. Di sisi lain, mereka menemukan apa yang mereka asumsikan sebagai taman bermain yang sudah ditinggalkan, yang nantinya disingkap bahwa tempat itu sebenarnya perbatasan antara dunia arwah dan dunia manusia.

Ketika berjalan menyusuri bantaran sungai, Mencium bau makanan dan mengikuti aromanya melewati lembah berrumput ke desa kecil yang penuh dengan restoran. Walaupun restoran tersebut sepertinya kosong, mejanya penuh dengan makanan. Orang tua Chihiro memakan makanan tersebut, tetapi Chihiro tidak ikut masuk karena takut pemilik makanan tersebut akan marah dan menangkap mereka. Ketika mereka menawarkan makanan, dia menolak dan lari. Makanan tersebut nantinya akan menjadi akar masalah yang membuat orang tua Chihiro berubah menjadi babi. Chihiro kemudia melihat sebuah jembatan yang menuju sebuah tempat pemandian umum yang besar. Sebelum sampai, seorang anak lelaki bernama Haku, mendekatinya dan memperingati dirinya untuk pergi sebelum matahari terbenam. Saat itu juga, langit mulai gelap dan lampu di pemandian tersebut dinyalakan. Haku memberitahu Chihiro untuk menyeberangi sungai secepat mungkin sementara dia akan mengalihkan perhatian lainnya.

Chihiro berlari kembali ke restoran dimana orang tuanya makan dan menemukan bahwa mereka telah berubah menjadi babi. Dia sangat ketakutan dan mencoba kembali ke mobilnya. Dia dihentikan di tengah jalan karena melihat padang rumput yang telah dilewati sebelumnya telah tenggelam di bawah air.

Chihiro semakin bingung ketika dia menjadi transparan. Haku menemukannya dan memberinya makanan dari dunia arwah, sehingga dia tidak lagi menghilang. Dia membantu Chihiro untuk menyelinap masuk ke pemandian umum, yang dimiliki oleh seorang penyihir bernama Yubaba. Haku memberi tahu Chihiro bahwa satu-satunya cara agar dia hidup selamat di dunia arwah adalah dengan bekerja di pemandian umum untuk menyelamatkan orang tuanya. bagaimana kisah selanjutnya ??? totontolah segera.

PARIS JET' AIME


Category:Movies
Genre: Romance
Qu'il vienne, qu'il vienne
Le temps dont on s'éprenne
(Datanglah, ya datang
Saat bercinta)

-Chanson de la Plus Haut Tour, Arthur Rimbaud-

Kata orang kota Paris adalah kota cinta. Dan kata orang lagi, cinta memaksa orang untuk menjadi penyair. Tak pelak, ketika berada di Paris seseorang bakal memiliki energi ekstra dalam mengekspresikan syair rasa cintanya. Jadi, ketika muncul “Paris Je T'Aime”, sebuah film tentang 18 kisah cinta yang terjadi di kota Paris pasti ada sejumput narasi indah yang coba diutarakan di dalamnya. Bagaimana rupa syair itu dalam bentuk gambar hidup?

“Paris Je T'Aime” berangkat dari ide klasik yang mengingatkan bahwa Paris merupakan kota cinta. Sungguh menarik, reputasi kota tua ini dipertaruhkan untuk membuat film keroyokan seolah-olah nama-nama yang diajak bersepakat jika tamsil itu benar adanya. Produser film ini merangkul sosok besar dari Hollywood tentu saja murni pertimbangan pemasaran. Keanekaragaman latar belakang ke-20 sutradara, mulai dari asal negara, hingga genre spesialisasi tentu saja menjadi nilai tambah yang unik. Bisa dibayangkan macam apa sih ungkapan cinta a la Christopher Doyle sang kamerawan dari film-filmnya Wong Kar Wai? Pasti unik. Atau cerita cinta seperti apa yang coba disodorkan Coen bersaudara, Ethan dan Joel? Mungkin jenaka.

Yang menjadi benang merah adalah semua kejadian berlangsung di seputar kota mulai dari menara Eiffel, tepian sungai Seine nauli, hingga di kompleks TPU Pere Lachaise dengan jatah masing-masing sekitar 5-6 menit. Sederetan nama besar dideretkan menjadi pendukungnya, mulai dari Nick Nolte, Juliette Binoche, William Dafoe, Natalie Portman, Gerard Depardieu dan banyak lagi. Sekali lagi, bukan nama besar itu yang menjadi jualan utama, melainkan ide ceritanya yang orisinil. Pasalnya, masing-masing segmen memiliki keunikan sendiri yang coba ditonjolkan di dalamnya.

Salah satu keunikan itu adalah soal warna. Konon, merah jambu adalah warna yang identik dengan perasaan cinta dan memang warna ini sungguh indah. Campuran warna merah dan putih ini menjadi perlambang betapa idealnya hubungan dua anak manusia itu bisa termanifestasi. Ketika cinta sudah menjadi relasi yang menyenangkan tak ayal senyumpun bakal terkulum di bibir penonton.

Sampel kisah cinta macam ini dituturkan oleh seorang bocah dalam segmen “Tour d'Eiffel”. Gaya penuangannya sungguh unik. Kata sang bocah, hubungan cinta kedua orangtuanya bermula dari kamar penjara. Kok bisa? Itulah uniknya, selanjutnya diperlihatkan sebuah kilas balik yang dilakukan oleh pemain pantomim.Ya, pantomim dalam sebuah film feature. Ternyata ulah jenakanya paralel dengan akhir cintanya, menyentuh dan penuh suka. Agak mengejutkan ketika sutradara Sylvain Chomet menyodorkan sebuah gaya yang karikatur. Segmen menara Eiffel yang notabene simbol kota Paris ternyata diwakili oleh sosok badut. Tapi itulah, cara ia menggambarkan perasaan seseorang yang sedang dilanda keriaan, selalu ada senyum dan tawa. So pasti warnanya merah jambu.

Sayangnya, cinta tak melulu penuh rona nan elok. Sesekali ia bisa kelam dan gelap nyaris tanpa asa. Sang arjuna bak menunggu Godot, harus sabar menanti sia-sia bahkan ketika sampai waktunya. Tengok saja yang terjadi pada Hassan (Seydou Borou) pemuda asal Nigeria dalam segmen “Place des Fetes” karya Oliver Schmitz. Tiba-tiba saja ia tergolek dengan luka di dada. Justru momen yang indah itu datang menghampiri menjelang sakratul mautnya. Dara yang menolongnya ternyata adalah sosok yang selalu hadir dalam impiannya. Cita-cita Hassan sederhana saja, ingin mengajak Sophie -nama sang gadis- untuk menikmati kopi bersama sambil mengungkapkan perasaan. Apa daya, ini hanya impian getir bagi seorang imigran miskin macam dia.

Kemudian, ada pula cinta yang hadir dengan warna abu-abu, sebuah wilayah yang sulit didefinisikan apakah nasibnya kian cerah atau kian kelam. Tak jelas pula, apakah penuh tangis atau tawa. Macam yang digambarkan oleh Wes Craven pada segmen “Pere Lachaise”. Bisa ditebak, spesialis pembuat film horor remaja ini pasti tak akan jauh dari langgam kesukaannya. Lokasi segmen buatannya saja sudah di kuburan. Penonton pasti bakal berpikiran yang aneh-aneh, niscaya aroma cintanya akan kelam. Begitu kira-kira. Adegan dibuka dengan dua sejoli yang sedang beradu wacana di kompleks pemakaman itu. Sang srikandi menuntut arjunanya agar lebih sensitif dan punya selera humor jika tidak lebih baik mereka putus saja. Lalu diapun berlalu. Kebetulan sang dara mengucapkan sumpahnya di depan makam penyair Oscar Wilde. Usai ditinggal buah hatinya tiba-tiba sang pria melihat arwah Oscar dan ia diberikan sedikit petuah bijak. Lantaran didorong oleh rasa cinta, sang arjuna lari mengejar pujaan hatinya. Ajaib. Sang srikandi bak menemukan kekasihnya terlahir kembali. Rayuannya sungguh mengena di benak sang dara. Amboi, Craven masih konsisten bermain-main dengan alam gaib rupanya. Bahkan ketika menguraikan cinta ia menuangkannya dengan bumbu horor, meskipun dengan kadar yang ringan.

Sampel di atas hanya sekadar gambaran kecil betapa beraneka aroma yang coba ditawarkan para sineas dalam karyanya. Masih banyak warna lain yang diperlihatkan dalam “Paris Je T'Aime”. Sebagian ada yang lebih pekat dan sebaliknya sebagian lagi ada yang lebih cair, tergantung moodnya. Bayangkan saja warna apa yang sekiranya cocok untuk cinta yang hilang, cinta yang tak kesampaian, atau cinta yang hambar-hambar saja. Jadian oke, tidakpun tetap oke.

Gaya produksi keroyokan macam begini mengingatkan kita pada film “September 11”, dimana sebelas sutradara dari berbagai belahan dunia macam Alejandro Gonzalez Inarritu, Amos Gitai, Mira Nair, Sean Penn, sampai Samira Makhmalbaf terlibat di dalamnya. Genrenya saja yang agak sedikit berbeda, “September 11” berkisah tentang drama politik, sedangkan “Paris Je T'Aime” tentang drama percintaan, tetapi masih tetap menonjolkan karakteristik yang sama. Kreatornya bebas untuk menggunakan langgam dan jalinan cerita macam apa dengan tetap mematuhi rambu-rambu yang disepakati. Kerja kolektif macam begini sungguh menarik. Perlu kekompakan dan saling pengertian tim yang intens sehingga memudahkan dalam proses pasca produksinya.

Memang tidak mudah membesut 18 cerita dengan aneka rasa. Jikalau hasil akhirnya terasa lamban, bukanlah masalah. Toh penonton diajak untuk sejenak merenung bagian cerita mana yang menjadi masalah mereka. Sekiranya tak bisa berempati barang sedikitpun pastilah ada yang salah dalam hidup mereka.

new york, i love you



New York, sebuah kota yang memikat. Di tengah kota yang tak pernah tidur ini, cinta adalah sesuatu yang tak pernah lepas dari hati para penghuninya. Dengan cara yang kadang unik, lucu, kadang mengharukan, orang-orang ini berusaha merajut benang cinta yang pada akhirnya membentuk kota New York itu sendiri.

Dua belas orang sutradara berusaha mendefinisikan arti cinta dalam film pendek karya mereka yang berdurasi sekitar lima menit. Kedua belas film pendek ini diikat dengan benang merah yang mengaitkan kedua belas cerita terpisah ini menjadi satu kesatuan yang harmonis walau di sisi lain masing-masing cerita berdiri dengan sendirinya.

Terinspirasi film PARIS, JE T'AIME yang beredar tahun 2006 lalu, produser Emmanuel Benbihy yang juga membidani lahirnya PARIS, JE T'AIME berusaha mengulang konsep yang sama dengan lokasi yang berbeda. Nama-nama besar seperti Andy Garcia, Rachel Bilson, Natalie Portman, Orlando Bloom, Christina Ricci, Maggie Q, Shia LaBeouf, Shu Qi dan Robin Wright Penn pun dilibatkan sebagai pendukung film ini. (kpl/roc)

New York, I love you disutradarai oleh sekumpulan sutradara muda paling menjanjikan dari seluruh dunia di abad ini, dan menghasilkan kerja kolektif yang memukau para penonton di seluruh dunia dengan jalinan antar ceritanya. Kisah-kisah cinta yang berbeda terjadi di berbagai belahan kota New York, masing-masing dengan masalahnya sendiri, terjadi di salah satu kota paling indah di dunia. Sebuah tempat bersatunya budaya-budaya dari seluruh dunia yang membawa versi masing-masing tentang cinta yang sempurna.

Dukungan dari para pemain kelas dunia menyatu dengan kisah-kisah memukau dari masing-masing sutradara. Natalie Portman dalam bagian Mira Nair, Hayden Christensen dalam bagian Jiang Wen, Christina Ricci dan Orlando Bloom dalam bagian Shunji Iwai, Ethan Hawke dalam bagian Yvan Attal, ini hanya sebagian kecil dari keseluruhan film ini. Bersiaplah untuk sebuah kumpulan kisah paling indah yang pernah dibuat.

film MALENA


R E S E N S I

Malena (Monica Belucci), wanita muda yang cantikdan mempesona, telah ditinggal suaminya dalam usia muda. Suaminya adalah tentara yang dikirim ke medan perang dan akhirnya dikabarkan meninggal di medan perang dan tak pernah kembali. Malena sangat anggun dan terlalu sadar akan kecantikannya. Ia gunakan kecantikannya itu untuk memikat pria saat ia melintas di kota kecil di Italia. Tak hanya pria dewasa yang memandang Malena penuh kekaguman, bahkan sekelompok 'anak baru gede' juga memandang wanita ini dengan perasaan tak menentu. Salah satu yang sangat terpengaruh adalah Renato Amaroso (Giuseppe Sulfaro), anak laki-laki berusia belasan tahun (tepatnya 12,5 tahun pada musim semi tahun 1940, bertubuh kurus dan cebol (sebutan untuk Renato) yang diam-diam selalu membuntuti Malena dengan sepedanya. Renato tak hanya mengagumi kecantikan Malena. Ia begitu terobsesi dengan kemolekan Malena.

Bersama teman-temannya, ia menunggu Malena di muka pintu rumah Malena. Pertumbuhan Renato menjelang dewasa menjadi sentral kisah ini. Kebadungan kanak-kanak Renato berbaur dengan reaksi hormonalnya yang sedang berangkat dewasa. Renato bersedia mengantarkan koran untuk Malena, sekadar untuk dapat bicara padanya.

Setiap kali Renato bertemu dan memandang Renato selalu berfantasi dengan dunianya sendiri, entah itu mencium Malena atau yang lain. Lewat proses panjang cinta platonik, Renato berhasil mengenali Malena apa adanya. Renato bisa merasakan betapa terlukanya Malena, saat datang kabar kematian suaminya. Lama Malena menanti, tapi di ujung penantian, ia justru harus menuai sepi dan kepedihan. Apalagi kemudian wanita kota kecil yang gemar akan rumor ini menghukum Malena hanya karena ia cantik. Sementara kaum pria di kota itu mengambil keuntungan dari kesedihan Malena. Singkat cerita akhirnya Malena menjadi bulan-bulanan masyarakat, dihakimi sendiri oleh masyarakat, karena mereka menggangap dia adalah gundik yang sangat menggangu. Malena pergi ke sebuah negeri dan akhrnya diujung cerita malena menemukan suaminya yang dikabarkan telah meninggal.Malena kembali ke daerah asal dan warga yang semula mencemooh akhirnya bersikap baik dengan Malena.

film 'oceans'

Istimewa

Istimewa

MENONTON Film Oceans, benar-benar membuat kita rehat sejenak karena sepanjang cerita kita akan melihat dunia bawah laut yang sejuk dan menyenangkan. Film yang diproduseri Jean-Michel Cousteau, yang merupakan anak dari penjelajah dan peneliti lautan terkemuka dunia, Jacques-Yves Cousteau ini ditayangkan kembali bertepatan dengan Hari Bumi, 23 April.

Dirilis pertama kali September 2009, film yang disutradarai oleh Jean-Jacques Mantello, dengan penulisan skenarionya dikerjakan bersama oleh Francois Mantello dan Jean-Jacques Mantello, berhasil memukau penonton karena keindahan yang ditampilkannya.

Istimewa

Istimewa

Film yang hampir keseluruhannya menampilkan berbagai pemandangan indah bawah laut itu mengambil dari sudut pandang seekor penyu laut (Marion Cotilard). Dimulai dengan kelahirannya di awal film, yang kemudian 15 tahun sang penyu laut kembali ke tempat dia dilahirkan untuk bertelur dan melahirkan anak-anaknya.

Perjalanan menuju wilayah barat untuk menemukan tempat bertelur ini harus melalui perairan California, Kelp Forrest, Great Barrier Reef di Australia, dan Pulau Roca Partida di lepas pantai Meksiko yang merupakan rumah bagi ribuan ikan Hiu.

Sepanjang perjalanan kita akan dituntun oleh penyu laut menuju pantai tempat dia dilahirkan. Juga cara hidup dan mempertahankan hidup dari berbagai ekosistem yang terdapat di dalamnya. Inilah saatnya penonton diajak mengikuti berbagai pemandangan indah kehidupan bawah laut. Kita akan bertemu dengan berbagai spesies langka. Kita juga akan melihat bagaimana ia harus menghindar dari ancamam predator yang siap memangsa.

Yang jelas, film ini sangat menarik bagi mereka yang menyukai film dokumenter atau mereka yang tertarik dengan dunia bawah laut. Seperti halnya kebanyakan film dokumenter, pada beberapa bagian film mungkin terasa membosankan. Maka sediakan waktu dengan baik.

Senin, 26 April 2010

film clash of the titans


Clash of the Titans adalah film fantasi yang merupakan pembuatan ulang dari sebuah film dengan judul yang sama yang dibuat tahun 1981. Film ini dibuat berdasarkan kisah Perseus yang merupakan mitologi Yunani. Film ini disutradarai oleh Louis Leterrier dengan Sam Worthington sebagai bintang utama nya.

Plot cerita dari film Clash of the Titans ini adalah peperangan antara orang-orang dengan para raja, dan para raja dengan para dewa. Tapi peperangan antar para dewa sendiri terjadi, dan dapat mengakibatkan kehancuran pada dunia. Perseus (Sam Worthington), dewa yang dibesarkan sebagai seorang manusia merasa putus asa dan berusaha untuk menyelamatkan keluarganya dari Hades (Ralph Fiennes) sang dewa neraka.

Perseus kemudian menjadi sukarelawan untuk memimpin sebuah misi berbahaya untuk mengalahkan Hades sebelum ia dapat mengambil kekuasaan dari Zeus (Liam Neeson) dan membuat neraka di bumi. Bersama dengan pasukan yang terdiri dari para prajurit yang gagah berani, Perseus berangkat menuju peperangan melawan banyak iblis dan monster. Perseus hanya dapat selamat apabila ia dapat menerima kekuatannya sebagai dewa, melawan nasibnya, dan menciptakan sendiri takdirnya.



Mitologi Yunani
'Clash of the Titans' merupakan remake dari film dirilis pada 1981. Film bergenre fantasi itu menampilkan mitos Yunani dewa Perseus yang tidak lain adalah anak Zeus. Film yang dibintangi Laurence Olivier itu pun menjadi salah satu film yang paling laris sepanjang masa. Meski mengalami beberapa perubahan, versi baru 'Clash of the Titans' masih menampilkan petualangan Perseus melawan Medusa. Tak hanya itu, ia juga harus berhadapan dengan monster laut untuk menyelamatkan Andromeda. Sutradara 'Clash of the Titans' yang akan dirilis pada 2 April di Amerika Serikat digarap oleh Louis Leterrier. Meski film garapannya masih bisa dihitung dengan jari, kemampuan Louis sebagai sutradara tidak perlu diragukan lagi. Louis adalah sutradara yang berhasil mengembalikan kejayaan monster hijau, Hulk di kancah film superhero. Setelah Ang Lee gagal dengan film 'Hulk' garapannya, Louis pun dipercaya Marvel untuk menggarap 'The Incredible Hulk'. Alhasil, 'Hulk' versi Louis pun mendapat sambutan yang positif dari kritikus film. Sebelum 'Hulk', sutradara asal Prancis itu pun sukses merilis 'The Transporter' (2002), 'Unleashed' (2005) dan Transporter 2 (2005). Sam Worthington Kehadiran Sam Worthington di film ini pasti menjadi daya tarik tersendiri. Setelah membintangi 'Terminator Salvation' nama Sam mulai mencuat ke permukaan. Karir aktor Australia kelahiran Inggris itu pun meroket ketika tampil di film garapan James Cameron, 'Avatar'. Di 'Clash of the Titans', Sam yang kini berusia 33 tahun berperan sebagai Perseus. Ia pun beradu akting dengan aktor senior, Liam Neeson yang memerankan Dewa Zeus. Nah, sepertinya ketiga unsur tersebut pun bisa menjadi jaminan kenapa 'Clash of the Titans' patut Anda tonton. Ditambah lagi, film epik ini hadir dalam format tiga dimensi.